Rabu, 17 Februari 2010

PENGORGANISASIAN

Oleh: Muhamad Rofii


A. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1983 dalam Sahar, 1995). Swansburg (2000) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk tujuan mencapai objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas pengawasan setiap kelompok, dan menentukan cara dari pengorganisasian aktivitas yang tepat dengan unit lain, baik secara vertikal maupun horisontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi. Szilagji (dalam Sahar 1995) mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.
Dengan demikian pengorganisasian dapat diartikan sebagai pengelompokan orang, alat, tugas, kewenangan, tanggung jawab dan aktivitas-aktivitas dalam organisasi dalam suatu koordinasi sehingga dapat digerakkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Selengkapnya anda klik disini

KONSEP RONDE KEPERAWATAN

Oleh : Muhamad Rofii

PENGERTIAN RONDE KEPERAWATAN
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.

Selengkapnya anda klik disini!

OPERAN (TIMBANG TERIMA)

Oleh : Muhamad Rofii

PENGERTIAN OPERAN
Operan sering disebut dengan timbang terima atau over hand. Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.

TUJUAN OPERAN
 Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
 Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
 Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

LANGKAH-LANGKAH OPERAN
 Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
 Petugas Shift yang akan mengoperkan mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
 Perawat primer atau ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya.
 Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas & tidak terburu-buru.
 Perawat primer atau ketua tim & anggota kedua shift observasi langsung kondisi klien.

PROSEDUR OPERAN
1. PERSIAPAN
• Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap.
• Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. PELAKSANAAN
• Operan dilaksanakan setiap pergantian shift.
• Dari Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan operan dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah & yang belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
• Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat jaga berikutnya.
• Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat operan :
a. Identitas pasien & diagnosa medis
b. Masalah keperawatan yang muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan yang belum
d. Intervensi kolaboratif dan dependensi
e. Rencana umum & persiapan lain.
• Perawat yang melakukan operan dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang dioperkan.
• Penyampaian pada operan secara singkat & jelas.
• Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali pada kondisi khusus.
• Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh Perawat primer.

DOKUMENTASI DALAM OPERAN
 Identitas klien
 Diagnosa medis klien
 Dokter yang menangani
 Kondisi saat klien ini
 Masalah Keperawatan
 Intervensi yang sudah dilakukan
 Intervensi yang belum dilakukan
 Tindakan kolaborasi
 Rencana umum dan persiapan lain
 Tanda tangan dan nama terang




CONTOH DOKUMENTASI OPERAN
OPERAN TIM A
NO NAMA/UMUR/NO.REG/
DX/DR. LAPORAN KEGIATAN
1 Ny. Tholhah (42 thn)
(5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.

2 Ny. Musayadah (47 thn) (5873281) Ca Recti / Dr. Nindi KU : lemah, komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal, skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon in loop.


OPERAN TIM B
NO NAMA/UMUR/NO.REG/
DX/DR. LAPORAN KEGIATAN
1 Ny. Dewi (41 thn)
(5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: takut kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan: Ansietas. Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.

2 Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik, komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.

Rabu, 03 Februari 2010

pengorganisasian

By. Muhamad Rofii

PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Definisi pengorganisasian menurut Urwick dalam Swanburg, RC (2000) adalah proses membuat suatu mesin. Dalam definisi lain pengorganisasian adalah pengelompokan aktifitas-aktifitas untuk tujuan mencapai obyektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas pengawasan setiap kelompok, dan menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat dari unit lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi (Swanburg, RC., 2000).

Selenkapnya tentang pengorganisasian download disini!

Pendelegasian

By Muhamad Rofii
PENGERTIAN PENGARAHAN
Istilah-istilah pengarahan adalah sebagai berikut:
 Directing yaitu memberi arah
 Actuating yaitu memberi bimbingan
 Motivating yaitu memberi motivasi.
 Influencing yaitu mempengaruhi
 Commanding yaitu memerintahkan atau memberi komando.
Fayol menyatakan bahwa komando terjadi bila manajer mendapatkan masukan optimum dari semua karyawan di unitnya dalam kepentingan terhadap semua masalah (Swanburg, RC., 2000). Fayol juga mendefinisikan bahwa koordinasi sebagai menciptakan keharmonisan diantara semua aktifitas untuk memfasilitasi pekerjaan dan keberhasilan unit. Dalam manajemen modern, komando dan koordinasi disebut pengarahan (Swanburg, RC., 2000).
Menurut Dauglas bahwa pengertian pengarahan adalah pengeluaran penugasan, pesanan dan instruksi yang memungkinkan pekerja mamahami apa yang diharapkan darinya, dan pedoman serta pandangan pekerja sehingga ia dapat berperan secara efektif dan efisien untuk mencapai obyektif organisasi (Swanburg, RC., 2000).

TUJUAN FUNGSI PENGARAHAN
a. Menciptakan kerjasama yang efisien.
b. Mengembangkan kemampuan & ketrampilan staf.
c. Menimbulkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan.
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi & prestasi kerja.
e. Membuat organisasi berkembang & dinamis.

Menurut Urwick bahwa tujuan komando dan fungsi pengarahan adalah untuk melihat bahwa minat individual tidak mempengaruhi minat umum dan untuk meyakinkan bahwa tiap unit mempunyai pimpinan yang kompeten dan energik. Fungsi komando untuk meningkatkan semangat kesatuan dan untuk memilih staf dengan teliti sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik (Swanburg, RC., 2000).
Menurut Dauglas ada dua belas aktivitas teknis atau obyektif yang berhubungan dengan fungsi pengarahan pada manajemen tingkat pertama atau rendah. Aktivitas-aktivitas ini adalah bagian dari fungsi pengarahan manajer perawat dan mencakup (Swanburg, RC., 2000):
1. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk klinik kesehatan, pasien dan personal perawatan.
2. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan pasien atau klien sehubungan dengan tugas-tugas staf perawatan
3. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan yang diberikan oleh bagian penunjang.
4. Mengidentifikasi tanggung jawab untuk seluruh kegiatan yang dilakukan oleh staf perawatan.
5. Memberikan perawatan yang aman dan berkesinambungan.
6. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas yang bervariasi dan pengembangan staf perawatan
7. Memberikan kepemimpinan terhadap anggota staf untuk bantuan dalam hal pengajaran, konsultasi dan evaluasi.
8. Mempercayai anggota untuk mengikuti perjanjian yang telah mereka sepakati
9. Menginterpretasikan protokol untuk berespon terhadap hal-hal insidental
10. Menjelaskan prosedur yang harus diikuti dalam keadaan darurat.
11. Memberikan laporan ringkas dan jelas.
12. Menggunakan proses kontrol manajemen untuk mengkaji kualitas pelayanan yang diberikan dan mengevaluasi penampilan kerja individu dan kelompok staf perawatan.
FAKTOR PENGHAMBAT PENGARAHAN
a. Kurang memahami perilaku & hubungan antar manusia.
b. Kurang memahami teori kebutuhan dasar manusia.
c. Pembagian tugas yang tidak jelas.
d. Hambatan dalam pelaksanaan.
e. Kurang / tidak adanya penghargaan.

PERAN MANAJER DALAM MOTIVASI
Menurut Rowland & Rowland (1997), fungsi manajer dalam meningkatkan kepuasan kerja didasarkan pada faktor-faktor motivasi yang meliputi keinginan untuk peningkatan, percaya bahwa gaji yang didapatkan sudah mencukupi, memiliki kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan niali-nilai yang diperlukan, adanya umpan balik, kesempatan untuk mencoba dan adanya instrumen penampilan untuk promosi, kerjasama dan peningkatan penghasilan. Osborne dan Plastrik (2000) dalam Soeroso (2003) terdapat tujuh faktor penting yang dapat digunakan untuk memotivasi kerja perawat yaitu:
1. Prestasi
2. Pengakuan
3. Tantangan
4. Kepentingan
5. Tanggung jawab
6. Promosi
7. Gaji dan tunjangan.
Darling (1994) dalam Marquis & Houston (1998) menyatakan bahwa peran manajer sebagai instrumen untuk meningkatkan motivasi kerja adalah:
1. Role model yaitu manajer menjadi contoh dan panutan tentang perilakunya selama menjalankan tugas.
2. Envisioner yaitu manajer yang dapat melihat dan berkomunikasi arti keperawatan profesional dan keterkaitannya dengan praktik keperawatan.
3. Energizer yaitu manajer selalu dinamis dan memberikan stimulasi kepada perawat pelaksana untuk berpartisipasi terhadap program kerja dalam layanan keperawatan.
4. Supporter yaitu manajer yang memberikan dukungan emosional dan menumbuhkan rasa percaya diri. Manajer juga mendorong staf untuk menghadapi perubahan dan tantangan secara kritis.
5. Standart proddler, yaitu dalam hal ini manajer selalu berpegang pada standar yang ada dalam setiap menjalankan tugas.
6. Teacher coach yaitu manajer mengajarkan kepada staf tentang kemampuan teknikal, interpersonal dan intelektual dalam pengembangan.
7. Feedback giver yaitu manajer memberikan umpan balik secara tulus tentang hal yang bersifat positif dan negatif untuk perkembangan staf.
8. Eye-opener yaitu memberikan wawasan tentang perkembangan keperawatan.
9. Door-opener yaitu manajer membuka diri dalam memberikan kesempatan kepada staf untuk berkonsultasi.
10. Idea bouncer yaitu manajer yang mau dan mampu mendengarkan dan berdiskusi tentang pendapat staf.
11. Problem solver yaitu manajer membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.
12. Challenger yaitu manajer yang mendorong staf untuk menghadapi perubahan atau tantangan secara kritis.

PENDELEGASIAN

Pengertian Pendelegasian
Menurut Marquis dan Huston (1998) dalam Nursalam (2002) bahwa pendelegasian adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Dapat juga diartikan sebagai suatu pemberian suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.
Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan manajemen profesional yang dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara struktural (Swanburg, RC., 2000).


Peran Kepemimpinan Pada Pelaksanaan Pendelegasian Wewenang
Menurut Marquis & Houston (2000) peran kepemimpinan pada pelaksanaan pendelegasian wewenang adalah:
a. Sebagai role model, pendukung dan sebagai narasumber.
b. Mendorong bawahan untuk mengatur waktu dan membuat kerja kelompok
c. Membantu bawahan dalam mengidentifikasi situasi yang tepat untuk delegasi.
d. Mengkomunikasikan dengan jelas dan asertif dalam tugas delegasi.
e. Memelihara keamanan pasien sebagai kriteria minimal dalam menentukan orang yang tepat untuk diberi delegasi.

Teknik Pendelegasian
Cara-cara bagi manajer perawat agar berhasil dalam pendelegasian (Swanburg, RC., 2000):
1. Latih dan kembangkan staf.
2. Rencanakan sebelumnya, hal ini untuk mencegah masalah-masalah.
3. Kontrol dan koordinasikan pekerjaan staf jangan mengembangkan cara pengukuran pencapaian tujuan dengan komunikasi, standar, alat ukur, dan umpan balik untuk mencegah kesalahan.
4. Kunjungan staf secara periodik, bicarakan masalah-masalah moral yang potensial, ketidak-setujuan, dan kemarahan.
5. Koordinasikan untuk mencegah duplikasi usaha.
6. Pecahkan masalah dan pikirkan ide-ide baru, tekankan agar staf dapat memecahkan masalahnya sendiri.
7. Terima pendelegasian sesuai dengan yang diinginkan.
8. Tetapkan tujuan dan sasaran yang spesifik.
9. Ketahui kemampuan staf dan berikan tugas dari tanggung jawab yang sesuai kepada staf, yakni kemampuan staf sangat penting.
10. Kesepakatan tehadap standar kinerja.
11. Berikan sesuai minat.
12. Kaji hasilnya, tetapkan dengan jelas dan langsung tanyakan tentang batas waktu untuk menyelesaikan tugas dan laporan.
13. Berikan penghargaan yang tepat.
14. Jangan ambil kembali tugas yang telah didelegasikan.

REFERENSI
1. Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Ed.1. Jakarta: Salemba Medika.
2. Swanburg, RC. 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis terjemahan. Alih bahasa Suharyati Samba, editor Monica Ester. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tugas Ronde Keperawatan

DATA KLIEN

Ny. Sriyati, usia 46 tahun dengan diagnosa medis Ca. Mammae.

Keadaan umum lemah, TD: 110/70 mmHg, N: 84 x/mnt, RR: 18 x/mnt, T: 39 C. Terdapat luka pada payudara sebelah kiri dan pembengkakan disekitar payudara, tangan kiri tidak bisa digerakkan, ada pus yang berbau tidak enak, mengeluh kesakitan secara intermitten dengan skala nyeri 7 d ari 10. Sudah 10 hari perawatan di rumah sakit.

Permasalahan yang didiskusikan:

1. Luka yang tidak membaik meskipun sudah dilakukan perawatan selama 10 hari dengan melakukan perawatan sesuai dengan prosedur.

2. Nyeri belum bisa berkurang atau hilang meskpun sudah dianjurkan teknik relaksasi dan distraksi dan diberikan injeksi Profenid.